Kamis, Juni 14, 2012

Arti sebuah Nama

Kita tentu sering mendengar peribahasa "Apalah arti sebuah nama". Apakah benar demikian tidak bermaknanya arti sebuah nama? Padahal kalau kita lihat di kehidupan sehari-hari, anak-anak yang lahir selalu dipilihkan nama yang bagus, yang memiliki makna doa orang tuanya. Bahkan di dalam Islam pun, kita diperintah untuk memberi nama yang baik. Di budaya manapun, pemberian nama selalu dibuat istimewa, diselamati, dibuatkan nasi kuning hehehe. So, mana yang mengindikasikan bahwa nama itu tidak penting? Saya sendiri heran dan gak paham, darimana ya peribahasa itu bisa muncul demikian? Kembali lagi ke laptop, begitu pentingnya arti sebuah nama. Nama selalu mengkorelasikan dengan sesuatu, entah itu sesuatu yang positif ataupun negatif. Nama yang sudah identik dengan sesuatu yang negatif tentunya membuat orang malas untuk memikirkannya. Bahkan terkadang, nama yang dianggap jelek, tidak hoki, ndeso, atau membuat yang punya nama sakit-sakitan, orang jadi ingin menggantinya. Analogi dengan sebuah Perusahaan, nama atau brand tentunya adalah sesuatu yang tinggi nilainya. Sebuah Brand Equity tidak bisa dicapai hanya dalam semalam, atau secepat membalikkan telapak tangan. Perlu perjuangan panjang dan effort untuk membangunnya. Kalau kondisi Perusahaannya bermasalah, sama dengan orang yang sakit-sakitan, namanya perlu diganti. Sebut saja beberapa bank yang bermasalah beberapa waktu lalu. Supaya bisa exist lagi, mereka harus 'ganti nama', tujuannya orang lupa dan brand yang baru tidak lagi berkonotasi dengan sesuatu yang buruk. Dan tentunya harapannya dengan nama baru memberi harapan baru dan angin segar. Tapi bagaimana jika Perusahaan dalam kondisi baik, bahkan terus berkembang? Apakah perlu diganti nama juga, hanya dengan alasan nama yang sekarang terkesan 'ndeso' dan kurang mendunia? Entahlah.. Tapi menurutku, justru harusnya kita bangga, dengan nama 'ndeso' itu bisa mendunia, bahkan nama 'ndeso'nya membuat dunia penasaran dengan apa yang ada di dalam. Nama 'ndeso' tapi rejeki kutho itu kata Tukul :) Kalau ganti nama, apa tidak besar effortnya, karena mesti keluar duit banyak buat memperkenalkan nama baru. Mesti promosi, mesti bancakan kalo itu orang jawa. Dan sekali lagi, brand image yang melekat di 'otak' para customer tentunya tidak bisa diubah dengan sekejab saja.. So, why harus ganti nama kalau cuma supaya terdengar lebih keren dan mendunia dengan resiko biaya tinggi dan gagalnya 'mengganti mindset' setiap customer yang sudah bertahan lama. Apalagi kalau tidak ada konsistensi dalam menjalankannya.. Ah, ngapain juga ya.. Mungkin benar apa yang dibilang Tukul.. Nama ndeso rejeki kutho :D