Kamis, Oktober 01, 2009

Alhamdulillah selamat dari gempa Sumbar

30 September 2009,
Pagi itu, go show ke bandara Minangkabau, setelah check out dari Hotel Ambacang. Sebetulnya sudah mengantongi tiket Garuda, namun statusnya masih waiting list. Kupikir dengan GFF gold yang aku punya,sudah cukup sakti untuk mendapatkan kursi, yang katanya antrianku di nomer 5.
Waktu itu aku bareng seorang teman kantor, namanya Daniel, yang memang sama-sama berdinas di sana. Berangkatnya juga bareng. Sedang teman-teman yang lain, yaitu para programmer yang juga bareng berangkatnya, meneruskan pelatihan di Bukittinggi setelah mengikuti acara sosialisasiku di kantor Semen Padang dan baru akan pulang seminggu kemudian.
Pagi kami sudah sampai di Bandara Minangkabau. Ternyata GFF yang kami miliki (my friend's GFF even Platinum!!) tidak cukup sakti untuk mempulangkan kami kembali ke Jawa.

Okay.. so what next to do.. Aku pikir waiting list untuk next garuda's flight juga hopeless karena yang pagi aja kita tidak dapat, apalagi yang siang dan sore yang waitinglistnya lebih panjang :(
Kita coba menghubungi customer service Garuda untuk dicatatkan cadangan next flight sambil ngobrol dengan petugasnya menanyakan kans kami bisa berangkat.
Ada seorang Bapak di ruangan tersebut, yang juga membawa anggota keluarganya. Kabarnya Bapak itu sudah cadangan sejak kemarin.. hiks..hiks.. lemaslah sudah..
Apalagi setelah petugasnya bilang, bahwa jangankan yang masih cadangan, yang sudah ok saja bisa batal berangkat.. Walah.. kok bisa??
Lha ternyata Garuda memang biasanya meng-ok kan sejumlah kapasitas ditambah beberapa seat. Nah seat tambahan itu untuk mengantisipasi yang batal-batal. Lha kalo gak ada yang batal gimana?? Ya dimasukin ke bisnis.. Lha kalo bisnisnya juga penuh? Ya terpaksa gak bisa berangkat.. Wuihhh.. Ini orang-orang lebarannya di extent apa gimana ya... Tanggal segini kok penumpangnya masih bejibun..
Ok lah.. coba kita lihat di counter airline lain.. Mandala..ah tutup, Batavia aku tanya sudah habis.. bahkan untuk besokpun habis.. :(.. Lion.. Wuih.. antriannya puanjang kayak kereta, pastilah sulit..
Akhirnya cuma bisa duduk-duduk sambil merenung.. Enaknya gimana ya??
Ah mungkin petugas protokol dari Semen Padang bisa bantu, juga salah satu teman SMA ku yang jadi bos di POLDA Sumbar juga bisa bantu..
Aku coba kontak sana sini..
Teman SMA-ku si Bondan menyuruhku menghubungi orang bernama Pak Ut di sana. Pak Ut itu salah satu orang travel yang biasanya memang mangkal di bandara Minangkabau. Nomer teleponnya dia nggak punya.. Waduh, gimana ya carinya.. Sempat aku nanya ke cleaning service juga gak tahu.
Sedang teman di Semen Padang memberiku nomer salah satu orang Protokol. Sudah aku call katanya lagi tidak di Bandara. Dia kasih nomer temannya yang lain.. Si orang tersebut aku telepon juga lagi belum di Bandara.. Dia mau kasih nomer temannya yang lain lagi..
Ya sudahlah... Mungkin lebih baik menunggu. Kita ke ruang tunggu di lantai atas sambil browsing dengan wifi gratisan..
Setelah jam setengah 11 kita coba tanya ke Garuda, katanya masih belum.. Waduh gimana lagi ya..
Ok akhirnya aku call juga salah satu yang terakhir dikasih orang Protokol Semen Padang. Namanya Pak Fauzan. Alhamdulillah beliaunya memang lagi di Bandara. Setelah ketemu dengan beliau aku ceritakan masalahnya.
Menurut beliau memang kondisinya sedang crowded sekarang dan kita memang tidak punya banyak pilihan.
Ah ya sudahlah.. Yang penting bisa pulang.. Daripada nunggu besok juga belum tentu dapat tiket.
Akhirnya Pak Fauzan berusaha membantu kami mencari tiket yang kami butuhkan.
Sambil menunggu kami browsing-browsing menggunakan wifi gratisan di Ruang tunggu lantai 2.
Ternyata cukup lama juga mencari tiketnya. Tapi finally alhamdulillah, Pak Fauzan akhirnya mendapatkan juga 2 tiket untuk kami. Katanya tiket orang lain yang dijual. Harganya minta 2jt. Wow.. Tapi gak papa lah.. Daripada tidak menentu kapan pulangnya. Hanya saja tiket itu masih pakai nama orang lain. Kalau masih seperti itu susah dong kita mau claim ke kantor. Pak Fauzan bilang itu bisa diatur. Apalagi pakai Batavia. Bahkan boarding pass pun bisa diatur menggunakan nama kita karena nulisnya manual.
Ok,setelah transaksi beres, tinggal tunggu di waiting room.
Tunggu punya tunggu, sampai dengan jam 2 siang, saat pesawat seharusnya sudah lepas landas ternyata batang hidung pesawat (emang pesawat punya hidung :)) belum kelihatan. Aku cari info di petugasnya, ealah.. lha kok pesawatnya masih di Jakarta posisi boarding mau ke Padang..
Alamak, kapan dong nyampe Padangnya. Ya sudahlah.. Mau gimana lagi.. Akhirnya tiket yang dari Jkt-Sby aku ubah jadwalnya, dari yang semula besoknya, aku ganti jam 6 hari itu, lalu aku ubah lagi jam 8 hari itu.
Sambil menunggu, balik lagi ke sofa di ruang tunggu di luar ruang tunggu yang mau boarding.. Sambil nerusin browsing pakai wifi gratisan.. Finally sekitar hampir jam 5 barulah kami dipanggil boarding..
Akhirnya tibalah saatnya pesawat berangkat.. Fiew.. jam 5 euy.
Pesawat saat itu penuh sekali. Tidak ada seat yang kosong.. Kebanyakan wanita. Ada juga beberapa bayi.
Saat pesawat mulai bergerak, tidak ada sesuatu keanehan sedikitpun. Proses taxi cukup lancar.. Sesaat setelah posisi pesawat sudah pas akan take off, dan gas sudah dinaikkan.. Wow.. ada apa ini.. pesawat seperti batuk-batuk.. seperti gajah mabok kata penumpang di belakangku..
Sejenak kupikir lagi ada masalah dengan mesin pesawat, aku sungguh khawatir, apalagi dalam posisi akan take off. Tidak beberapa lama kemudian mesin pesawat dimatikan. Ah tapi kenapa pesawat masih bergoyang-goyang..
"wah.. gempa ini.." seru teman sebelahku. Ah rupanya memang gempa nih..Tak berapa lama, pilot mengumumkan "kita baru saja mengalami gempa. kita sedang menunggu kendaraan yang akan menarik pesawat ini kembali ke apron, karena akan dilakukan pengecekan terhadap landasan pacu.
Seluruh penumpang dimohon untuk tenang dan tetap duduk di tempatnya masing-masing dan mengenakan sabuk pengaman"
Terdengar seseorang menyalakan handphonenya.. Sontak beberapa orang memarahi orang itu he..he..
Kemudian terdengar seorang Ibu meminta untuk semua penumpang keluar saja, karena mungkin ada tsunami. Suasana mulai gaduh.. Aku pikir keluar juga ngapain wong tidak bisa masuk bandara..
Ini foto sesaat setelah gempa dan pesawat ditarik balik ke apron. Orang-orang sibuk menghubungi keluarga, beberapa mengabadikan peristiwa tersebut. Kalau tahu kerusakannya demikian parah mungkin aku tidak bisa tersenyum seperti itu


Pramugari berusaha menenangkan para penumpang yang mulai resah.. Bayi-bayi mulai menangis.. Akhirnya beberapa orang menyalakan handphone juga, telepon ke teman-teman dan kerabatnya. Dari situ diketahui beberapa rumah hancur.
Akhirnya kita ikut-ikutan ngidupin hape, waduh.. haloku gak dapat sinyal, matrix dapat sinyal tapi buat sms aja susah, apalagi call. Akhirnya cuma bisa infokan lewat status facebook dengan beberapa kali percobaan, lalu chat ke suamiku dan teman-teman.
Pesawat akhirnya bisa ditarik kembali ke apron. Setelah sampai apron, banyak penumpang yang ingin turun. Mereka mencoba menghubungi keluarga mereka. Cerita-ceritanya mulai banyak, dari yang rumah roboh sampai kebakaran.
Aku beserta penumpang yang lain juga akhirnya turun ke apron. Tidak banyak yang bisa kita lakukan di sana. Kebanyakan mencoba kontak keluarga dan sanak saudara. Beberapa mengambil gambar atau video.
Setelah memastikan landasan aman, sebuah pesawat Sriwijaya Air terbang, kemudian pesawatku terbang juga pada pukul 19.00. Beberapa penumpang batal terbang dan digantikan penumpang flight berikutnya.. Alamak.. pesawat jadinya seperti bis kota.. Ada penumpang yang naik di tengah-tengah gitu hehe..
Sesampai di Jakarta sekitar pukul 20.30 sampai di Cengkareng. Sempat ditelepon Pak Fauzi yang sebelumnya membantu kami mencari tiket. Beliau mengabarkan kondisi bandara yang beberapa bagian rusak, tempat aku duduk-duduk seblumnya plafonnya ambrol, kondisi Padang, juga bercerita bahwa penerbangan ke Padang dan dari Padang sudah ditutup. Pesawat yang aku tumpangi merupakan pesawat terakhir yang boleh terbang.. Alhamdulillah.. Syukur tak terhingga akhirnya bisa terbang juga.
Setelah sampai di hotel di Jakarta tidak sabar aku setel televisi mencari berita mengenai gempa itu.. Masya Allah, ternyata kerusakannya begitu parah.. Dan ya Allah.. Hotel Ambacang yang aku tidur malam sebelumnya sudah hancur..
Ya Allah terima kasih sudah Kau selamatkan aku..

Tidak ada komentar: