Jumat, April 11, 2008

Cerita Fit And Proper Test

Saya baru saja diminta untuk mengikuti fit and proper test di kantor. Ceritanya bos saya pindah unit jadi ada lowongan untuk mengisi tempatnya. Ada 4 orang yang diajukan untuk mengikutinya, salah satunya saya.
Sebetulnya acara ini sudah dijadwalkan sejak minggu kemarin, tapi karena Pak Direksi sibuk dan belum ada waktu jadi tertunda beberapa kali, mungkin sudah 5 kali :(. Itupun akhirnya tidak bersama beliaunya, tapi dengan para Kepala Divisi. Karena bolak-balik tertunda itu maka banyak rencana kerjaku yang lain jadi kacau balau karena harus standby menunggu panggilan.. he..he.. kayak calon menteri nunggu dipanggil Presiden aja :)
Dari keempat orang itu saya satu-satunya perempuan dan mungkin yang paling tidak berambisi untuk menempati jabatan tersebut. Alasan saya sederhana, buat saya dalam bekerja yang terpenting adalah bisa enjoy dan bisa mengembangkan diri. Kalau gaji tambah gedhe tapi stres juga buat apa. Artinya, bukan berarti saya alergi naik pangkat lho, tapi dengan yang sekarang saya sudah enjoy.. Kalaupun nanti jadi, ya saya akan menciptakan lingkungan dimana everybody bisa enjoy bekerja.. termasuk saya :)
Nah, karena bolak-balik batal jadinya meresahkan.. Orang-orang yang padha tahu jadi olok-olokan. Saya bilang ke 'rival-rival' saya, "yang penting siapapun yang jadi nanti mari kita dukung dan tidak ada sakit hati di antara kita" :).
Di dunia kerja gesekan pasti banyak.. Apalagi bagi orang IT yang biasanya egonya tinggi.. Nah, di lingkungan kerja, saya memang cenderung untuk ngemong.. Pendekatan saya lebih ke personal. Mungkin karena saya wanita ya jadi bisa lebih luwes kali :)
Kembali lagi ke soal test. Beberapa waktu yang lalu saya ikut ngetest pegawai baru. Kayaknya enak ya ngewawancara.. Eh ternyata gak gampang lho.. Ada teori yang mesti dilakukan supaya data yang kita harapkan kita dapat. Ada orang yang bagus potensinya tapi saat wawancara gak bisa menunjukkan itu karena pertanyaan-pertanyaannya tidak pas, dan kondisi wawancara yang membuat interviewee (yang diwawancarai) jadi nervous dsb.
Waktu ngetest itu sebetulnya semua padha belum punya banyak pengalaman, jadi saat ngetest itulah kita belajar.. Susahnya gini, misal kita mau tahu semangat berprestasinya dia. Nah pertanyaan apa yang mesti ditanyakan supaya informasi itu muncul. Kadangkala jawaban interviewee terlalu teoritis. Maksudnya bukan apa yang sudah dilakukannya tapi yang seharusnya dilakukannya. Wuah.. memang perlu trik untuk melakukannya, dan gak gampang. Di sisi lain interviewer dibatasi oleh waktu dan item informasi yang harus sudah didapat selama waktu itu. Yang susah kalau intervieweenya pendiam. Model yang gak suka bicara.. Susaaahhh banget dapat info. Gimana dengan yang banyak cerita?? Ternyata gak berarti informasi yang diperoleh jadi lebih gampang. Pengalaman teman saya, kebetulan interviewee nya banyak omong. Dia cerita macam-macam. Jadinya capek mengarahkan balik ke poin yang mau ditanyakan, dan ternyata akhirnya banyak pertanyaan yang justru kelewat karena habis waktu dan terkesima dengan jawaban-jawabannya :). He..he.. setelah didengarkan lagi rekamannya, kalau dipikir-pikir anak ini omongnya ternyata banyak gak nyambungnya :)
Balik lagi ke fit and proper test yang harus saya jalani. Nah, kemarin itu saya di-test sama 3 orang. 2 orang calon bos saya dan 1 orang dari SDM. Semula saya tidak berpikir bahwa nanti ya seperti waktu saya ngetest pegawai baru itu. Karena beliau-beliau ini toh sudah tahu saya sehari-hari seperti apa. Aku pikir lebih banyak diskusi tentang materi yang lebih 'mendarat'.
Ternyata pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya sangat subyektif dan kualitatif yang ditanyakan. Misalnya apa kelebihan saya dibanding kandidat lain, seharusnya manager IT itu seperti apa kompetensi yang dibutuhkan, apa visi, misi dan obsesi anda, apa yang menurut saya selama ini dilakukan di Perusahaan cukup sukses dan menguntungkan bagi Perusahaan. Terus terang saya tidak punya persiapan untuk fit and proper test ini karena belakangan saya disibukkan dengan proyek sentralisasi email untuk 3 perusahaan grup kami yang sudah kerjar tayang. Saya pikir pokoknya nanti pas ditanya apa yang ada di otak itu yang akan saya jawab. Ternyata really.. really pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak saya prediksi sama sekali (padahal harusnya wajar ya ditanya itu :))
Honestly, saya sebetulnya tidak suka model pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Jawabannya terlalu di awang-awang, teoritis, subyektif, dan bisa jadi menjelekkan orang lain :). Di sisi lain, sebetulnya setelah saya renungkan, ada banyak jawaban yang seharusnya saya kemukakan, tapi karena tidak terpikir saat itu (habis grogi juga je :)) jadinya gak terungkap. Ternyata aspek membuat nyaman interviewee itu penting ya.. Aku pikir karena aku sudah kenal sehari-hari dengan beliau-beliau ini aku akan merasa nyaman.. ternyata tidak juga.
Di sisi lain saya ini karakternya bukan yang senang membanggakan diri (mungkin karena saya ini orang jawa yang masih banyak sungkan ya??). Kalau disuruh menjual diri (istilah bos saya) itu yang saya tidak bisa. Bagi saya yang penting apa yang dilakukan aja. Apalagi kalau sampai menjelekkan orang lain. Wuah.. pantang deh saya begitu. Bagi saya orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Orang akan perform kalau berada di tempat yang tepat sesuai karakter mereka. So, menurut saya, saya tidak kalah dengan mereka. Tapi tentu saja ada hal-hal yang saya kurang dan mereka lebih. Narsis dikit boleh ya :)
Finally.. lega juga sudah melalui fase itu. Hasilnya.. belum tahu.. kalaupun lolos fase ini masih harus wawancara dengan direksi. Yang bisa dipetik di sini, ternyata gak gampang mengorek informasi dari sebuah wawancara.. Setelah saya merasakan sebagai pewawancara dan yang diwawancarai rasanya next nya saya bisa jadi pewawancara yang lebih baik (karena sudah merasakan jadi interviewee), dan bisa jadi interviewee yang lebih baik (karena sudah jadi intervier), dan tentu saja karena saya sudah pernah merasakan jadi keduanya dan sudah tahu teorinya :))

1 komentar:

Carlos Ribeiro mengatakan...

selamat malm ibu, pas sekali dan kebetul sekali saya dapat blog ini, dua hari yg lalu di kantor kai ada Job tender posisi Personal sales Manager, peserta ada 6 orang masing2 kita saling kenal la, hasil terakhir yg para vP dan CEO Pilih di antar kita yg paling pasif, yang saya lihat pertama, kompetensi, Garis tangan dan campurtangan

boleh saya minta bantuan kira materi fit and proper yg palin bagus dan sederhan saya mau siapin diri untu yg kedua di divisi Billing and collection Manager