Sabtu, April 26, 2008

Oleh-Oleh Cerita Dari Padang

Nah kali ini oleh-oleh cerita perjalanan saya ke Padang minggu ini. Setelah minggu kemarin ke Ujung Pandang, minggu ini ke Pandang. Seneng juga sih traveling ke sana, soalnya belum pernah. Tapi hiks.. harus ninggalin anak lagi :( terus juga gak sempat ngurusin bisnis yang lain.

Daripada bersusah-susah mending cerita aja yang seneng-seneng ya :))
Mulai berangkat hari Senin sore. Sama rombongan 4 orang dari kantor. Alhamdulillah gak delay. Dari pesawat di atas pemandangannya bagus banget. Apalagi lautnya. Kebetulan saat itu sebagian hujan, jadinya saya melihat seperti ada tirai tipis yang menghubungkan langit dan bumi. Subhanallah.. Indah banget...
Sekitar jam 6 sore sampai di Padang. Sudah ada yang jemput untuk diantar ke hotel. Kami menginap di Ambacang, sebuah hotel bintang 3. Sebelumnya pengen di Bumi Minang, tapi kata seorang teman katanya hotelnya kamarnya kecil. Dan ternyata benar, katanya yang Ambacang ini lebih bagus.
Nah, anehnya nih di Padang, bagi Anda yang tidak merokok, gak bakalan bisa nemu hotel yang ada non smooking room :(. Weh..weh.. surga bener nih buat perokok :(.
Ceritanya mestinya aku dapat jatah kamar deluxe ternyata malah dapat junior suite :)). Guedhe banget kamarnya. Kamar mandi aja ada shower dan bathup. Cuma satu yang sayang. Kamarnya di lantai 2 yang nggak menghadap luar jadi gak ada view luar supaya bisa ketemu matahari. Minta pindah ternyata gak ada kamar. Ya sudah dinikmati aja :)
Habis istirahat pagi-pagi siap-siap ke kantor tujuan. Kami mau ke Semen Padang. Sampai di sana langsung deh tancap gas soalnya pekerjaan sudah menunggu.
Rencananya kami bekerja hari Selasa dan Rabu. Selasa asumsi mempersiapkan semuanya mulai dari network dan sistemnya, Rabunya kita test dengan user. Lha kok ada info usernya gak bisa kalau hari Rabu, bisanya Selasa. Ya sudah deh, kita paksakan Selasa user sudah melakukan testing. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Pending matters yang di list bisa diselesaikan semua. Akhirnya Selasa sore semua sudah kelar... Alhamdulillah.. Alhamdulillah... Lancarr...Car.. Sangat lancar dibandingkan dengan minggu lalu di Makasar.
Usernya juga semangat jadi kitanya juga semangat :). Sampai jam 7 usernya masih mau berepot-repot ngetest email :).
Akhirnya malam itu walaupun capek tapi everybody happy karena kerjaan sudah beres :).

Dari rumah sebetulnya saya sudah berangan-angan pengen makan nasi Padang asli Padang :). Dari dulu memang saya suka sekali nasi Padang. Dulu waktu hamil malah pernah tiap hari beli nasi Padang :).
Akhirnya malam itu kita gak langsung balik hotel tapi cari nasi Padang. Putar-putar jalan kaki, akhirnya dapat. Hmm asyik juga.. Saya baru tahu kalau nasi Padang asli ini beda dengan yang ada di Jawa. Kalau di jawa unsur manisnya ada, kalau di Padang cuma ada rasa asin. Gak cuma nasi Padangnya lho.. Pisang goreng di sini juga asin bumbunya.
Habis makan kita jalan kaki ke hotel... Berhubung gak tahu jalan jadi ya muternya kejauhan :). Gak papalah.. Hitung-hitung mengurangi kolesterol habis makan berlemak, sekaligus melihat-lihat suasana kota.
Sampai hotel sudah jam 9an. Sudah waktunya istirahat dan tidur.
Next day..
Karena kemarin kerjaan sudah kelar, aku request untuk jalan-jalan :). Katanya kalau ke Padang belum ke Bukittinggi berarti belum ke Padang. Jadilah.. Ayo ke Bukittinggi :)..


Di bawah ini foto-fotonya.






Ini foto mampir makan siang dalam perjalanan ke Bukittinggi, sebuah restoran masakan Padang bernama Lamun Ombak.





Di sini berbagai menu masakan Padang. Ada lesehannya juga kalau mau.









Nah yang ini lagi berpose di Air Terjun Lembah Anai. Mirip Kakek Bodo di Treteslah.. Bedanya ini di pinggir jalan jadi kelihatan dari jalan. Suejuk... Suejuk airnya :)


























Satu lagi yang khas Padang... Rumah tanduk kerbaunya :). Ini kami sedang nampang di depan Pusat Dokumentasi & Informasi Kebudayaan Minang. Di gedung ini ada sejarah kebudayaan Minang dan kekayaan budayanya. Yang menarik dari bangunan rumah adat Minang pada umumnya adalah strukturnya yang miring di sisi-sisinya. Kabarnya ini dibuat supaya lebih tahan gempa. Benar juga ya :).




Lihatlah.. Miring kan??
Soal bentuk atapnya yang seperti tanduk kerbau, ada suatu legenda, pada saat itu akan diadakan lomba dari kerjaaan di Jawa dan Minang. Lombanya yaitu adu kerbau. Dari Jawa dibawakan kerbau yang besar, sedangkan dari Minang dibawakan kerbau kecil saja. Kerbau kecil itu diberi tanduk besi. Nah waktu 2 kerbau itu ketemu si kerbau kecil langsung berusaha menyusu kerbau besar itu. Ndusel.. ndusel dengan tanduk besinya akhirnya kalah deh kerbau besarnya :).








Nah kalau ini lagi mejeng di sebuah tower di Lembah Sihanok. Lembah Sihanok ini seperti Grand Canyonnya Sumbar. Bagus banget viewnya.













Yang tidak kalah uniknya, di Sihanok ini banyak sekali kera berkeliaran. Cukup jinak lho keranya. Apalagi kalau Anda bawa kacang :). Tidak seperti di Bali dimana keranya agresif ngambil barangnya pengunjung, di sini keranya sangat sopan :)














Satu lagi dekat Lembah Sihanok adalah Lobang Jepang. Ini adalah gua yang dibuat semasa penjajahan Jepang. Gua ini berada di bawah kota Bukittinggi. Gua ini digunakan Jepang untuk menyimpan amunisi dan mengetahui posisis musuh, Tempat ini strategis karena letaknya di tempat yang tinggi sehingga lautpun kelihatan. Hebatnya pada saat pembuatan sama sekali tidak terendus oleh orang Indonesia. Yang dibuka baru sekitar 10% kalau tidak salah. Wuah hebat. segitu besar baru 10%??
Awalnya saya gak pengen masuk gua ini. Yang namanya gua dari dulu tidak pernah menarik buat saya. Apalagi ini gua buatan yang kabarnya buat penyiksaan juga. Hiiii sereemmmm. Tapi Pak guidenya cerita kalau di sini sudah di-sterilkan dari hal-hal yang negatif termasuk makhluk halus. Bahkan di angin-anginnya, di dalamnya diberi Al Qur'an. Pernah lho di sini dibuat acara Uji Nyali sama Pemburu Hantu. Yang Pemburu Hantu gak dapat, yang Uji nyali orangnya sampai terkencing-kencing. Kabarnya sih bukan karena ada makhluk halusnya, tapi karena niat masuknya sudah salah.
Di sini saya masih merasa serem walaupun lampunya di dalam terang benderang. Membayangkan seperti cerita guide nya bahwa dulu dikerjakan dengan romusha. Hiks.. membayangkan orang-orang yang kurus kurang makan tapi disuruh kerja keras. Kalau membangkang atau malas disiksa.. sampai dibunuh :(( .. hiks..hiks.. sadizzzzzz!!!!
Membayangkan itu jadi miris banget. Sadis bener nih Jepang. Apalagi di dalam ada kuburan masal. Di sebelahnya ada dapur yang bukan buat masak tapi buat menyiksa orang :(. Kalau sudah mati dibuang di lobang di situ yang langsung terhubung ke sungai.. Hiiii bergidik saya mendengarnya. Waktu di situ rasanya kepala seperti berputar-putar... Ngeri membayangkannya


Tempat terakhir yang dikunjungi adalah Jam Gadang. Kabarnya mesin jam ini sama lho dengan Big Ben. Kabarnya juga cuma ada 2 di dunia. Mesin jam ini pemberian ratu Inggris kepada pemerintah Belanda dan dipasang di sini.
Atap aslinya sudah berubah, sejak jaman Belanda. Lalu waktu jaman Jepang juga diubah. Setelah merdeka atapnya diubah bentuk yang khas Minang.
Sayang sekali di sini tidak bisa naik ke atas. Coba kalau bisa wuah pasti indah :)




Pulang dari Bukittinggi ketemu macet. Sekitar 2 jam kami harus bermacet-macet. Ternyata ada 2 truk yang mogok di tengah jalan.
Hiks.. Akhirnya sampai hotel sudah jam 1an dini hari. Padahal pagi sudah harus check out balik Surabaya. Ya sudahlah.. tidur sebentar yang penting hepy :)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Ibu, kira-kira gaji awal di semen padang berapa? Klo disuruh pilih masih mending mana, kerja di SP atau PNS?

Rini Indrawati mengatakan...

He..he.. kalau gaji di Semen Padang saya gak tahu ya wong saya bukan pegawai sana.. Tapi mestinya sih masih lebih bagus daripada PNS :)

obat keputihan herbal mengatakan...

thanks infox mg sukses,